Minggu, 23 November 2014

KEBUDAYAAN MELAYU-RIAU


TUGAS ILMU  BUDAYA DASAR
KEBUDAYAAN MELAYU-RIAU




Zahrannisa Kurnia Putri
1PA09
1C514634



  BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Riau merupakan salah satu provinsi yang ada di Indonesia yang berada di pulau Sumatra. Sejarah mencatat bahwasanya riau merupakan salah satu daerah yang pernah mencapai kejayaan dimasa lampau dengan adanya bukti sebagai daerah yang memiliki peradaban melayu. Pada dahulu tercatat ada beberapa kerajaan yang berada di daerah Riau diantaranya Kerajaan Indragiri, Kerajaan Palalawan, Kerajaan Siak Indrapura,Dan Kerajaan Riau-Lingga.
Bukti peninggalan sejarah melayu di Riau sampai sekarang masih bisa kita lihat bahkan dipelihara oleh pemerintah Riau, peninggalan-peninggalan itu dijadikan aset bagi Riau dalam mengembangkan budaya melayu Riau. Peninggalan-peninggalan tersebut dijadikan tempat-tempat pariwisata yang bisa dilihat oleh masyarakat yang ingin lebih mengenal budaya melayu baik itu masyarakat Riau atau pun masyarakat lainnya.



















BAB II
PEMBAHASAN


1.          Riau Dan Budaya Melayu
Budaya melayu merupakan ciri khas dari daerah melayu yang dihasilkan dalam kehidupan orang-orang melayu. Budaya yang ada sejak dahulu kala sejak awal keberadaan orang melayu. Salah satu daerah yang ditemapati orang-orang melayu adalah propinsi riau. Namun memasuki abad 21 ini daerah riau sudah terbagi menjadi dua propinsi yaitu riau daratan yang ibu kotanya adalah pekanbaru dan kepulauan Riau yang ibu kotanya tanjung pinang. Walaupun sudah terpecah menjadi dua propinsi namun pada hakikatnya tetaplah sebagai propinsi riau yang  kaya akan budaya melayu serta peninggalan- peninggalan sejarah melayu.
Sebagai propinsi yang mayoritas penduduknya adalah orang melayu, riau menjadi pusat pariwisata yang unik bagi orang-orang yang ingin mengenal budaya dan kehidupan orang-orang melayu. Banyak sekali pusat pariwisata di riau ini baik itu peninggalan sejarah, perpustakaan melayu, maupun kondisi alam, serta adat istiadat orang melayu yang unik dan mengagumkan.
















2.          KONDISI GEOGRAFIS
Provinsi Riau
Daerah Provinsi Riau yang terletak antara 10 5’ Lintang Selatan dengan 20 25’ Lintang Utara dan 1000 dengan 1050 45’ Bujur Timur, sebelah utara berbatasan dengan provinsi Sumatera Utara dan Selat Malaka, sebelah selatan berbatasan dengan Provinsi Jambi, sebelah timur berbatasan dengan Selat Malaka, Selat Singapura dan Laut Cina Selatan, dan sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Sumatera Utara.
•LOKASI PROVINSI RIAU
Yang dinamakan penduduk asli di daerah ini adalah penduduk Suku Melayu.Di samping itu terdapat pula suku-suku terbelakang yaitu Suku Sakai dan Suku Akit yang terdapat di Kabupaten Bengkalis, Suku Talang Mamak di Inderagiri Hulu, Suku Bonai di Kabupaten Kampar dan Suku Orang Laut di Kabupaten Kepulauan Riau.

3.          BAHASA
• Bahasa yang dipakai adalah bahasa resmi yaitu Bahasa Indonesia dan ada juga yang menggunakan bahasa Melayu.
• Bahasa Melayu Riau mempunyai sejarah yang cukup panjang, karena pada dasarnya Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.

4.          SISTEM PENGETAHUAN
Dalam kehidupan sosial, pengetahuan ini berpengaruh pada beberapa hal, antara lain:
1. Sikap sederhana
2. Menguatnya iman kepada Tuhan
3. Kedekatan pada alam

5.          SISTEM KEMASYARAKATAN
• Pimpinan dalam kesatuan hidup setempat
• Hubungansosialdalamkesatuanhidup setempat
• Stratifikasi Sosial
- Dasar-dasar stratifikasi social
- Perubahan dalam stratifikasi social




6.          SISTEM RELIGI
Penduduk daerah Riau umumnya adalah pemeluk agama Islam yang taat.Agama Islam di daerah ini telah dianut penduduk sejak masuknya agama Islam yang diperkirakan sejak abad ke-11 dan 12 M.

7.          SISTEM KEPERCAYAAN
• Kepercayaankepada dewa-dewa
• Kepercayaankepada makhluk-makhluk halus
• Kepercayaankepada kekuatan gaib
• Kekuatankepada kekuatan-kekuatan sakti

8.          SISTEM MATA PENCAHARIAN HIDUP
Bagi orang Melayu yang tinggal di desa, mayoritasnya menjalankan aktivitas pertanian dan menangkap ikan.Aktivitas pertanian termasuk mengusahakan tanaman padi, karet, kelapa sawit, kelapa, dan tanaman campuran (mixed farming).Orang Melayu yang tinggal di kota kebanyakannya bekerja dalam sektor dinas, sebagai pekerja di sektor perindustrian, perdagangan, pengangkutan, dan lain-lain.






9.          CIRI KHAS BUDAYA RIAU
A. Rumah Adat 
Rumah adat daerah Riau bernama Selaso Jatuh Kembar.Rumah ini merupakan tempat tinggal para datuk, pemangku adat. Ruangan rumah terdiri dari: ruangan besar yang dipergunakan untuk tempat tidur, ruang bersila, anjungan dan dapur. Tiang-tiang rumah, sirip atap, loteng, tangga dan alasnyasemua berhiasan ukiran.Ukirannya mempunyai corak yang berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya.Ruang adat ini dilengkapi pula dengan Balai Adat yang dipergunakan untuk untuk pertemuan dan musyawarah adat.
       Selaso Jatuh Kembar



 B. Pakaian Adat
Pakaian adat yang dipakai kaum pria dari Riau adalah tutup kepala atau destar, baju model teluk belanga dengan kain yang melingkar di tengah badan dan bercelana panjang yang disuji.
Pakaian adat yang dikenakan wanitanya adalah baju kurung yang disuji (dibordir), berselempang kain bersuji serta berkain songket. Perhiasan yang dipakainya adalah anting-anting, gelang dan cincin

       SONGKET MELAYU


C. Senjata Tradisional 
Senjata Tradisional yang terkenal dinamakan Pedang Jenawi. Pedang ini biasanya dipergunakan oleh panglima perang, sedangkan para prajuritnya memakai klewang.Selain klewang para prajurit yang dipersenjatai pula dengan tombak.
Pedang Jenawi

Ada pula senjata yang dinamakan Badik Tumbuk Lada. Badik ini mempunyai wilahan yang sama dengan keris, namun agak pendek. Badik digunakan untuk keperluan sehari-hari dan untuk berperang.Maka badik sering pula diberi zat yang mengandung racun.Telah pula diadatkan, bila badik telah ditarik dari sarungnya, maka haruslah ditikamkan.Bila sasarannya tidak ada, maka badik ditikamkan pada suatu benda atau binatang Barulah kemudian badik dimasukkan kembali pada sarungnya







D. KESENIAN
GAMBUS                         
GENDANG MELAYU


                             TARI ZAPIN


E. MAKANAN
 LEMANGBELACAN

       BOLU KEMOJO

BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Daerah Provinsi Riau yang terletak antara 10 5’ Lintang Selatan dengan 20 25’ Lintang Utara dan 1000 dengan 1050 45’ Bujur Timur, sebelah utara berbatasan dengan provinsi Sumatera Utara dan Selat Malaka, sebelah selatan berbatasan dengan Provinsi Jambi, sebelah timur berbatasan dengan Selat Malaka, Selat Singapura dan Laut Cina Selatan, dan sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Sumatera Utara.
Penduduk daerah Riau umumnya adalah pemeluk agama Islam yang taat.Agama Islam di daerah ini telah dianut penduduk sejak masuknya agama Islam yang diperkirakan sejak abad ke-11 dan 12 M.
Kerukunan merupakan cirri khas dari masyarakat kampung- kampung tersebut. Adanya kerukunan ini bukan disebabkan karena paksaan dari luar berupa sangsi-sangsi hukuman yang keras, tetapi memang timbul dari hati nurani yang dipengaruhi oleh norma- norma yang hidup dimasyarakat itu.
Sistem pengetahuan yaitu mengenai pengetahuan alam sekitar, tentang bahan mentah/ galian, dan tentang kelakuan dengan sesama manusia.
Bahasa yang dipakai adalah bahasa resmi yaitu Bahasa Indonesia dan ada juga yang menggunakan bahasa Melayu.
Salah satu kesenian Riau adalah teater. Teater merupakan sebuah karya seni yang kompleks, karena di dalamnya juga terdapat unsur-unsur kesenian lain.
        
         Orang Melayu yang tinggal di desa, mayoritasnya menjalankan aktivitas pertanian dan menangkap ikan. Orang Melayu yang tinggal di kota kebanyakannya bekerja dalam sektor dinas, sebagai pekerja di sektor perindustrian, perdagangan, pengangkutan, dan lain-lain.
         Sejak zaman bahari masyarakat Melayu Riau sudah memiliki bermacam cara untuk memenuhi keperluan hidup.Artinya sejak masa lampau masyarakat Melayu Riau telah menguasai teknologi.Teknologi ini diklasifikasi menjadi teknologi pertanian, pernikahan, peternakan, pertukangan, perkapalan, pertambangan, dan pengolahan bahan makanan.
B.       SARAN
Dibandingkan dengan pembangunan fisik, perhatian terhadap kesenian agak jauh tertinggal. Selain mementingkan pembangunan fisik, pembangunan spiritual di daerah ini hendaknya digalakkan pula. Melalui sandiwara dan media seni lainnya, pesan-pesan pembangunan dapat disampaikan dengan baik. Untuk itu diperlukan pengadaan naskah-naskah yang dapat menunjang tujuan tersebut.
Sehingga kebudayaan Melayu-Riau tetap terpelihara dengan baik tanpa menghilangkan kebudayaan- kebudayaan aslinya.